Minggu, 13 Agustus 2017

Bolehkah Berpuasa dalam Dunia Kesehatan

Seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya , dalam Islam , ibu hamil memang tidak diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa selama kehamilannya. Mereka hanya diwajibkan untuk membayar fidyah atau memberi makan kaum fakir dengan cara tertentu sebagai pengganti ibadah puasa yang tidak dilakukannya. Namun , kendati tidak diwajibkan , tak sedikit ibu hamil yang tetap ingin melaksanakan ibadah puasa. Mereka menganggap kondisi tubuhnya besar lengan berkuasa dan merasa bisa untuk menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Bila ini terjadi , bagaimana medis memandang hal tersebut? Bolehkah ibu hamil berpuasa menurut dunia kesehatan? Apa efek puasa pada ibu hamil terhadap perkembangan janinnya? Untuk tahu jawabannya , simaklah uraian berikut ini!

Bolehkah Berpuasa

Secara medis , perkara boleh tidaknya seorang ibu hamil berpuasa sangat bergantung pada kondisi tubuh dan kesehatan ibu hamil yang bersangkutan. Selama kehamilannya dinyatakan sehat dan tanpa problem , ibu hamil dianggap boleh berpuasa Ramadhan asalkan ia bisa untuk tetap mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi bagi perkembangan janinnya di dikala sahur dan berbuka.

Bolehkah  Berpuasa
Kebutuhan nutrisi dan gizi yang harus dicukupi oleh seorang ibu hamil semoga perkembangan janinnya tetap sehat yaitu sekitar 2.500 kalori perhari. Kebutuhan ini kurang lebih setara dengan komposisi 50% karbohidrat , 30% protein , dan 10-20% lemak. Saat sahur dan berbuka , kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan konsumsi makanan 4 sehat 5 tepat , yang terdiri dari nasi , sayur , lauk pauk , buah , dan susu dalam porsi yang sewajarnya. Selain itu , konsumsi embel-embel dan vitamin juga penting selama berpuasa. Saat sahur dan berbuka minumlah beberapa embel-embel penting ibarat asam folat , zat besi , dan kalsium semoga bayi Anda tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna.

Larangan Puasa bagi

Kendati secara umum dinyatakan aman dan boleh , ibu hamil juga sangat penting untuk memeriksakan kehamilannya pada dokter kehamilan untuk memutuskan bisa berpuasa atau tidak.

Pada beberapa kasus , ada ibu hamil yang memaksa untuk berpuasa meski tubuhnya mengidap problem kesehatan , pada akibatnya ia dan janinnya mengalami problem fatal. Adapun beberapa kondisi ibu hamil yang tidak dibolehkan berpuasa yaitu ibu hamil yang mengalami problem kencing manis (diabetes) , darah tinggi , mengalami dehidrasi , dan magh.


1. Darah Tinggi

Selama berpuasa tekanan darah akan menurun karena metabolisme tidak berlangsung dengan sempurna. Nah , bagi ibu hamil yang memiliki hipertensi (tekanan darah tinggi) , berpuasa akan membuat tekanan darahnya naik turun. Kondisi ini kalau berlangsung terus menerus tentu akan membahayakan janin dan bahkan bisa menimbulkan keguguran.

2. Kencing Manis

Ibu hamil dengan encing manis atau diabetes sangat tidak dianjurkan untuk  berpuasa. Alasannya , selain karena harus menjalani terapi obat secara teratur , mereka juga mesti mematuhi jadwal dan jadwal makan yang telah dibuat oleh dokter semoga kadar gula darah dapat terkontrol dan tetap stabil.

3. Dehidrasi

Dehidrasi selama kehamilan dapat disebabkan karena beberapa hal , mulai dari muntah-muntah di pagi hari , morning sickness , diare , sampai gejala hilangnya nafsu makan. Ibu hamil yang memiliki problem dehidrasi sangat tidak dianjurkan berpuasa karena bisa memicu timbulnya berat tubuh bayi lahir rendah atau kelahiran prematur.

4. Magh

Ibu hamil yang memiliki magh kalau memaksakan diri untuk berpuasa maka secara tidak eksklusif ia telah memperbesar peluang kambuhnya si magh ini. Lambung yang kosong akan memacu peningkatan asam lambung sehingga bisa membahayakan bagi tahapan perkembangan janin.

Nah , demikianlah beberapa hal terkait pertanyaan bolehkah ibu hamil berpuasa Ramadhan menurut dunia medis. Semoga dengan artikel ini Anda bisa memutuskan untuk lanjut berpuasa atau tidak. Dan kalau lanjut , silakan ikuti  tips aman berpuasa dikala hamil pada artikel selanjutnya. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar